Minggu, 29 Agustus 2010

Rinduku Menyapa....MALAM PURNAMA..

Malam,....

Dulu Aku peranh bingung tentang kaheningan dan Kramaian mu,

dulu aku iba dan ragupada cerita2tentangmu.,

Sekarang ku tau..dan faham.....

Aku tlah banyak tersa nyaman bersama kebungkaman dan keceriaan mu..

Memang ku damai bukan semata krna keelokanmu,,..

Bahkan tak tersirat kecantikan dan keanggunan mu..

Tapi hangat tutur suasanamu,tepiskan keresahanku..

Juga saat keheningan lentik fikrah tuk meraba indah karuniaNYa lah yang kurasa lebih mesra bersamamu..

Namun hanya masih ku ber tanya2,..

Knapa Kadang hati bergetar masih secara tiba2,,.

Kadang Dikala mega KUning menyambut kedatangan mu.

Kadang setelah mega putih pergi..

kadang saat teman2ku ramai di jam aktifitas malam mereka

kadang juga saat kau tergesa2 ingin pamit bersama kokok ayam jantan..

MALAM....

aku ingin kau slalu bermukim di rasaku,

walau subuh pagi sore sendekala ramai sunyi,

ku tetap damai dalam rengkuhan kinasihmu..

Bersama2 dalam artikan alam,,mencatat dan melangkah,

Tuk temukan jawaban2 kebesaran ilahi robbi..

tentang maha karyaNYA.,dalam maha purba dan keabadianNYA...


Dan mungkin MALAM ku segera manjelma

menjadi makhluk yang bukan sekedar suasana,

tapi pada subtansi yang lebih nyata...


sibul,..29 agustus 10..




dan sekarang ku benak atas harap tentang "titipan salam kerinduanya pada semilir angin"....

walau kerinduannya tak hinggap pada kerinduanku saat ini..

Minggu, 08 Agustus 2010

Pengembaraan AL Khalaj jawa

di kesunyian tak kujumpai Tuhan
---------------------------------
di kesunyian tak kujumpai Tuhan
bahkan tak pula bisa kurasa bayang bekas jejakjejakNya
yang biasanya sungguh berkilau tanpa bikin silau.

apakah karena kini di kesunyian tak ada Tuhan?

apakah karena kini kesunyian sanggup menyembunyikan Tuhan?

apakah karena kini kesunyian tidak lagi disukai Tuhan?
apakah karena kini yang semula kuyakini sebagai kesunyian ternyata cuma?

tak lebih dari sesuatu yang hanya menyerupai semacam kesunyian?

karena di kesunyian tak lagi bisa kujumpai Tuhan
maka akupun mulai melangkah, berjalan pelahan,
melewati deret pepohonan yang menidurkan daundaunnya kerna hari sudah malam
dan juga melewati tegakan tianglistrik-tianglistrik yang berjarak 67 meter<
antara satu dengan lainnya,
terus melangkah ke barat, melewati jembatan yang melengkung di atas sungai
yang mengalir dari selatan ke utara, sampai akhirnya tiba pusat kota

begitu terang, bahkan nyaris gemerlap, dan jelita

aih, aku melihat Tuhan ternyata sedang lehaleha di sana..
ooo, batapa Dia mukim di tiap mata padagang kakilima,
betapa Dia sedang menafasi tiap ibu tua penjual nasi pecel,
betapa Dia sedang memompa jantung tiap penjual susu telur madu jahe
yang melengkapi depotnya dengan roti bakar rasa aneka selai dari buah-buahan
dan kacang-kacangan,
betapa Dia sedang mengelus bahu anakjalanan-anak jalanan yang disewakan ibunya
pada pengepul yang memperkerjakan anak-anak untuk mengemis,
betapa Dia sedang menyeka kantuk tukangparkir-tukangparkir,
betapa Dia sedang membersihkan benak polisilalulintas-polisilalu lintas bulus
bagaimana cara menilang pengendara mobil asal luarkota,
betapa Dia sedang mensuplai tenaga pada tukangpijat-tukang pijat tunanetra,
betapa Dia sedang menjaga mudamudi-mudamudi yang masih keluyuran di lepas tengah malam,
betapa Dia sedang menggumamkan entah apa pada pasanganselingkuh
yang sedang saling berbisik memutuskan hendak menginap di losmen mana,
betapa Dia sedang menggucelngucel tengkuk pemabok yang membungkuk muntahmuntah
dengan masingmasing telapaktangan bertumpu pada lutut kiri dan kanan,
betapa Dia sedang menemani sopirtaksi-sopirtaksi yang mangkal menunggu penumpang
atau panggilan penjemputan dari operator pusat,
betapa Dia sedang menghibur pelacurjalanan paruhbaya yang sejak dasaran selepas magrib
hingga lepas tengah malam ini belum digoda atau apa lagi disamperin lakilaki hidungbelang
........
kini aku tahu, mengerti dan paham, mengapa di kesunyian tak kujumpai Tuhan.

Timur Sinar

Minggu, 11 Juli 2010

Gareng Sayang, Gareng Malang


Oleh: Ki Slamet Gundono

RUMAH itu terletak seratus meter agak menjorok ke dalam gang sempit. Catnya kusam, beberapa dindingnya tampak cuwil-cuwil. Baunya, alih-alih parfum ruangan yang wangi, lebih mirip gombal basah yang beberapa hari ndak kering.

Nafas berat terdengar dari dalam rumah. Cenil Mince, tampak tergolek di kursi malas rotan yang mulai rantas. Dia mentelengi tivi butut hitam-putih yang gambarnya kerap kabur dirubung semut. Dalam hati, Cenil Mince meratap pedih, Andai hidupku berubah, ndadakan kaya bergelimang harta. Hidup serba ada seperti cerita-cerita sinetron itu,..tapi,..ah..

Tiba-tiba, sebuah suara cempreng membuyarkan lamunan Cenil Mince. ''Bune, mimpimu bakal terwujud. Aku dapat kerja! Sak miliar sebulan! Bune mo beli mobil apa?'' seru Gareng. Cenil Mince tak memedulikan pekerjaan apa yang bakal dilakoni suaminya. ''Beneran nih Dad? Harley dong, laptop juga, makan-makan, nih,'' celetuk Al Khaereng, anak Gareng, dari kamar yang lembab.

Status sosial dan pergaulan Gareng pun berubah drastis. Orang Kaya Baru (OKB) alias kere mungah bale. Semua yang dulu hanya bisa diimpikan sambil ngiler, diborong semuanya. Rumah mewah, tanah berhektar-hektar, Rolls Royce terbaru, semua punya.

Dengan mobil yang masih kinyis-kinyis, plus kacamata riben, Gareng pongah menerobos jalanan Karang Kadempel. Ayah Gareng, Semar, yang berpapasan hanya bisa berkata lirih. ''Gong, itu pengusaha. Gareng lagi tidur,'' katanya mencoba menentramkan batin yang pedih. Bagong yang tak mudeng maksud romonya itu hanya melongo.

Dan pagi itu, dengan kekayaannya, Gareng bisa menyihir aktivitas pasar pagi Karang Kadempel. Semua diam, melihat pintu Rolls Royce yang terbuka pelan. Cenil Mince keluar dari mobil dengan jalan dianggun-anggunkan. Semua pedagang pasar menawarkan dagangannya. Dan semua pun diborong Gareng hingga ludes. Satu jam berlalu, dengan bagasi tetap terbuka karena penuh belanjaan, Rolls Royce kembali melaju.

''Wah, sugih tapi pecor ya,'' ujar Lik Prenjak, penjual bumbon. ''Jarene, untuk operasi kudu ke Singapur. Dite kurang kali,'' sahut Yu Saodah, rentenir. Sriwing-sriwing, Gareng menangkap obrolan para penjual itu. Mereka menertawakan Gareng yang kakinya cacat dan matanya kero. Gareng berusaha menguat-nguatkan hati.

Menjelang petang, Cenil Mince mengajak dinner ke Ngamarta Grand Mall. Dengan dandanan serba putih, Cenil Mince menggamit lengan tuxedo Gareng. Mereka pelan melintasi food court memilih menu. Mereka pun tak lagi memperhatikan langkah. Dabrus, separuh tubuh Gareng menabrak seorang cewek manis yang dirangkul cowoknya.

''Bah..macam apa pula kau, jalan liat-liat bah," emosi si cowok dengan logat Medan kental. ''Bah..Bah..abahmu apa? Ente yang salah jalur,'' sembur Gareng. Perang kata menghentikan beberapa pengunjung mall. Entah dari mana datangnya ada suara, ''Udahlah, liat tuh dia punya mata, pakein kacamata kuda baru yahuuud!" Menggelegarlah tawa di penjuru mall. Dengan wajah merah padam, Gareng setengah berlari keluar mall.

Dengan kuncuran modal Gareng juga, Yayasan Awewek Geulis bikinan Cenil Mince bisa mendatangkan Dewi Supraba (Miss Universe). Tak dinyana, aura kewibawaan Gareng dalam sambutan telah menarik simpati Dewi Supraba. Singkat cerita, dengan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan mereka sering kencan jalan bareng. Singkat ceritanya lagi, mereka sepaham mengakhiri kisah mereka di kursi pelaminan.

Gosip tersebut terbawa angin sampai di Kayangan. Rapat pleno khusus untuk menyingkapi kasus itu diadakan. Hasilnya, sidang dewa mengutas Narada untuk menemui Gareng. Tengah malam, Narada menemui Gareng dalam mimpinya. ''Untuk mendapatkan Supraba, tidak cukup cuma kaya. Tapi harus sempurna fisiknya,'' ujar Narada. Dengan keringat dingin sak gajah-gajah, Gareng melonjat dari kursi malasnya. Rahangnya dikatupkan kuat-kuat, tubuh menggigil menahan emosi.

Cepat diputar kode angka brankas, dihitungnya nominal yang tercatat dan segera dia hubungi Dr Sang Hyang Antiboga, jagoan face-off dan modifikasi tulang nomor wahid.

''Bos..jane wajahmu dah oce. Mau diubah kaya apa lagi? Brad Pitt, Leonardo di Caprio, atau dalange wayang lindur?" tanya Dr Antaboga. ''Manut Dok, yang penting nguuanteng, kakiku lempeng. Dok, sak gini cukup?'' ujar Gareng sambil menuliskan angka nominal. Setelah dua belas jam, pintu kamar operasi terbuka. Amben dorong dengan tubuh Gareng terbaring dimasukan ICU.

Pertama yang diminta Gareng ketika tersadar adalah kaca pangilon. Gareng terseyum-senyum dan mematut-matutkan diri di depan kaca. Rasa puas tergambar jelas di wajahnya. Matanya tak kero lagi dan kakinya sempurna.

Keluar rumah sakit, Gareng bak artis sinetron. Digrumuti cewek dan dielu-elukan di mana-mana. Tak hanya Supraba, Wilutomo juga tertarik bersaing mendapat tempat di hati Gareng.

Malam dihiasi barisan bintang-bintang. Di sudut ruangan yang dipadu musik romantis. Dihiasi lilin, Gareng dan Supraba entah ngobrolin apa, asyik bercengkrama. Tiba-tiba keasikan mereka dikagetkan serombongan aparat negara tanpa seragam. Mereka menggelandang Gareng dengan alasan menjadi agen spionase internasional. Meja hijau mengantarkan Gareng ke hotel prodeo selama lima belas tahun.

Sore hari lima belas tahun kemudian, Semar, Bagong dan Petruk berkumpul. Di halaman, mereka asik berbagi tempe gembus. ''Hidup di bui pikiran bingung, makan susah, pulang tinggal tulang..," Pengamen dengan gitar bututnya yang ternyata Gareng baru keluara penjara memecah keasikan mereka.

''Reng...Reng hatimu rapuh, ketidaksempurnaan tubuhmu itu punya hikmah. Tapi, saat kamu menjual negara itu musibah," bisik Semar. Gareng nangis meraung. Sedangkan Semar melihat lagi orang di seluruh dunia direkrut jaringan internasional untuk saling menyakiti. (*)

5 Menit saja

Seorang ibu duduk di samping seorang pria di bangku dekat Taman-Main di West Coast Park pada suatu minggu pagi yang indah cerah. “Tuh.., itu putraku yang di situ,” katanya, sambil menunjuk ke arah seorang anak kecil dalam T-shirt merah yang sedang meluncur turun dipelorotan. Mata ibu itu berbinar, bangga.

“Wah, bagus sekali bocah itu,” kata bapak di sebelahnya. “Lihat anak yang sedang main ayunan di bandulan pakai T-shirt biru itu? Dia anakku,” sambungnya, memperkenalkan. Lalu, sambil melihat arloji, ia memanggil putranya. “Ayo Jack, gimana kalau kita sekarang pulang?” Jack, bocah kecil itu, setengah memelas, berkata, “Kalau lima menit lagi,boleh ya, Yahhh? Sebentar lagi Ayah, boleh kan? Cuma tambah lima menit kok,yaaa…?”

Pria itu mengangguk dan Jack meneruskan main ayunan untuk memuaskan hatinya. Menit menit berlalu, sang ayah berdiri, memanggil anaknya lagi. “Ayo, ayo, sudah waktunya berangkat?” Lagi-lagi Jack memohon, “Ayah, lima menit lagilah. Cuma lima menit tok, ya? Boleh ya, Yah?” pintanya sambil menggaruk-garuk kepalanya. Pria itu bersenyum dan berkata, “OK-lah, iyalah…”

“Wah, bapak pasti seorang ayah yang sabar,” ibu yang di sampingnya, dan melihat adegan itu, tersenyum senang dengan sikap lelaki itu. Pria itu membalas senyum, lalu berkata, “Putraku yang lebih tua, John, tahun lalu terbunuh selagi bersepeda di dekat sini, oleh sopir yang mabuk. Tahu tidak, aku tak pernah memberikan cukup waktu untuk bersama John. Sekarang apa pun ingin kuberikan demi Jack, asal saja saya bisa bersamanya biar pun hanya untuk lima menit lagi. Saya bernazar tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi terhadap Jack. Ia pikir, ia dapat lima menit ekstra tambahan untuk berayun, untuk terus bermain. Padahal, sebenarnya, sayalah yang memperoleh tambahan lima menit memandangi dia bermain, menikmati kebersamaan bersama dia, menikmati tawa renyah-bahagianya….”

Hidup ini bukanlah suatu lomba. Hidup ialah masalah membuat prioritas. Berikanlah pada seseorang yang kaukasihi, lima menit saja dari waktumu, dan engkau pastilah tidak akan menyesal selamanya. Prioritas apa yang Anda miliki saat ini?


sumber"catatan motivasi"

Motifasi

Berikut ini artikel untuk merubah Cara Pandang di dalam diri sendiri (Self Reframing) :

1.TAKLUKKAN DIRI SENDIRI

“Dia yang bisa menaklukkan orang lain adalah manusia kuat.
Dia yang bisa menaklukkan dirinya sendiri adalah manusia super.” (Lao Tze)
Perenungan Diri:
1. Malam hari sambil berbaring tidur, ambil waktu 1 - 2 menit.
2. Lakukan refleksi kegiatan hari ini secara cepat saja.
3. Tanyakan ke dalam diri sendiri: “Apakah masih ada emosi negatif yang tersimpan dalam diriku saat ini ?”
4. Lalu, tarik nafas yang dalam dan tahan nafas selama yang bisa Anda lakukan.
5. Bayangkan kejadian yang menimbulkan emosi negatif tersebut.
6. Buang dan lepaskan dengan menghembuskan nafas sepanjang mungkin.
7. Lanjutkan dengan bernafas perlahan saja, dan makin perlahan, sampai seluruh badan terasa rileks bak tanpa otot.
8. Diam sejenak dan ambil keputusan untuk berubah, misalnya: “Besok mau senyum aja aaah…” dan tidurlah dengan senyum… zzz…zzz…
Karena jika dengan ikhlas kita mulai bisa menaklukkan diri sendiri, maka kekalahan bukan lagi kekalahan, bukan?

2. BELAJAR DARI KEKALAHAN
“Jika Anda belajar sesuatu dari kekalahan,
sesungguhnya Anda tidak kalah” ( Zig Ziglar )
Saat Anda “merasa” kalah, lakukan berikut:
- Duduk diam dan tarik nafas panjang
- Cari penyebab kekalahan tersebut (cepat saja)
- Ambil pelajaran dari kekalahan itu
- Pejamkan mata: Tersenyumlah dan bersyukur
- Hembuskan nafas secepat mungkin
- Bangkit dan lompatlah setinggi mungkin
“Jika Anda belajar sesuatu dari kekalahan,
sesungguhnya Anda tidak kalah”
Pasti ada hikmah dari setiap kejadian, walau diberi nama “kalah”.

3. PELAUT TANGGUH …
(Bayangkan WS Rendra, ucapkan syukur dan hormat sebagai rasa kagum pada dia, masuk ke dalam diri dia dan bacakan lirik di bawah ini, bak WS Rendra)
Hidup adalah rangkaian masalah.
Jika kita melihatnya sebagai masalah.
Hidup adalah rangkaian tantangan.
Jika kita melihatnya sebagai peluang.
Tantangan penting untuk otot pikiran.
Tantangan membuat kita bertumbuh.
Tantangan membuat kita kreatif.
(baca berikut ini sambil hembuskan nafas)
Bersyukurlah jika kita mempunyai tantangan.
Karena artinya kita memiliki peluang.
(tahan nafas di perut dan baca dengan keyakinan kuat)
Ya, sebuah peluang untuk Menang.
Pepatah kuno mengatakan:
“Lautan yang tenang,
tidak menghasilkan pelaut yang tangguh”
Atasilah masalah dengan:
Tetaplah tersenyum.
Tetaplah bergandengan tangan.
Kita hanyalah berbeda, itu saja.

4. GIAT BEKERJA KUNCI SUKSES
“Tidak Ada Jalan yg Mulus utk Sukses,
Giat Bekerja Adalah Kuncinya” (George G Williams )
Perenungan Diri:
Hasil penelitian mengatakan bahwa Ketekunan, Keuletan, Kegigihan akan membuat
otot di seluruh tubuh kuat, baik otot badan, otot tangan, otot kaki, bahkan
“otot” di otak kita. Yang paling penting adalah membuat kuat Otot Pikiran kita.
“Anda tidak mungkin memahami Work Smart,
sebelum Anda memiliki mental Work Hard” (Krishnamurti)
Situasi Indonesia boleh tidak menentu,
tetapi nasib kita haruslah kita yang menentukan.
Kita cukup bergiat pada hal yang bisa kita kendalikan.

5. SIAPA YANG KAYA?
“Siapa yang kaya?
Dia yang bersukacita dengan apa yang dimilikinya.” (Benjamin Franklin)
Perenungan Diri:
Bersukacita dan bersyukur dengan apa yang kita miliki, justru akan membuat
kita semakin bertambah makmur dan sejahtera. Hukum alam semesta mengenai
sukses ini sebenarnya sederhana sekali. Kita hanya perlu keyakinan diri
saja bahwa hal ini benar.

6. CHOOSE TO BE HAPPY …
We always have a choice
We can choose to be happy
or we can choose to be grumpy
But It’s always better, smarter and wiser
to choose to be happy… (Melody Ross)

Perenungan diri: (baca dalam hati dengan tempo lambat)
“Bukankah hidup ini adalah pilihan?” (baca lebih lambat)
“Bukankah hidup ini adalah pilihan?” (baca lebih lambat lagi)
“Bukankah hidup ini adalah pilihan?”

7. SETIA PADA HAL KECIL
Bukan tindakan besar dan hebat,
yang menentukan hidup kita,
melainkan kesetiaan dalam menekuni
pekerjaan-pekerjaan kecil dan tidak berarti …. (bunda Teresa)
Perenungan Diri:
Bacalah pesan di atas berulang-ulang sampai meresap.
Bisa dengan cara pelan, sangat pelan, bahkan sangat, sangat pelan.
Boleh juga baca dalam hati dengan perasaan mantap.
Atau, diulang-ulang dalam hati untuk bagian tertentu.
“kesetiaan menekuni pekerjaan-pekerjaan kecil”
“kesetiaan menekuni pekerjaan yang tidak berarti”
Ya, memang mudah untuk dibaca, namun perlu kebesaran hati untuk mencerna.
Dan, tekad besar untuk menelannya.
Agar jadi bagian indah dalam gelora darah kita.
Karena sang musuh adalah di ego diri.
Tapi, mungkin!

8. IMPIAN PERLU UJIAN
(Baca gaya retorik Bung Karno)
kala impian membuat kita berbeda
kala cara pikir kita ditertawakan
kala senyuman kita disiniskan
kala warna semangat mulai meluntur
kala impian membuat hati bias

justru teruslah maju dan berpegang
teruslah berpegang pada impian kita
bangunlah keyakinan demi keyakinan

bukankah layang-layang terbang tinggi
karena melawan arah angin

(tarik nafas dalam dan tahan, lalu lanjutkan baca dengan keyakinan)
impian kita hanya perlu diuji
diuji untuk membangun keyakinan
(baca berikut ini sambil hembuskan nafas panjang)
keyakinan untuk mencapainya

9. TUM SPIRO, SPERO
“Tum Spiro, Spero” artinya:
“Selama Kita Bernafas, Kita Berusaha”
Buanglah kata menyerah dalam hidup ini.
Hidup ini sangat berarti, berkaryalah.
Karena kita adalah manusia, makhluk luar biasa.
Teruslah berjuang sampai nafas yang terakhir.

Sediakan waktu untuk sendiri. Untuk Diam. Untuk Meditasi. Untuk Merenung. Untuk ssst… diaaam, agar hikmah terdengar bunyinya.

Hening membuat bening…
Bening membuat jelas…

Krishnamurti

sumber,.semangat com

Inspiratif

Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.

Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.

Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tersebut. Selain memperbaiki sepeda tersebut, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.

Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja

Seorang anak berkata kepada ibunya: “Ibu hari ini sangat cantik.
Ibu menjawab: “Mengapa?
Anak menjawab: “Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah.

Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.

Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.
Temannya berkata: “Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.
Petani menjawab: “Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku.

Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.

Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: “Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?

Ada yang menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.” Ada pula yang menjawab: “Cari di rerumputan yang cekung ke dalam.” Dan ada yang menjawab: “Cari di rumput yang paling tinggi. Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: “Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana .

Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.

Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: “Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku.”
Katak di pinggir jalan menjawab: “Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah.”
Beberapa hari kemudian katak “sawah” menjenguk katak “pinggir jalan” dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.

Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.

Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: “Mengapa engkau begitu santai?”
Dia menjawab sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya sedikit.”

Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja


catatan inspirasi.com

Secangkir TEH SEPET: Catatan

Secangkir TEH SEPET: Catatan